Selamat Hari Raya Idul Adha

Khutbah Idul Adha 1442 H
Bersyukur dan Berkorban
Ahmad Said Matondang
Ketua Majlis Dikdasmen PCM Kebayoran Baru
الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر
. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ
Allahu Akbar 3X Walillahilhamd
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah swt yang telah memberikan kenikmatan kepada kita dalam jumlah yang begitu banyak sehingga kita dapat melaksanakan shalat Idul Adha bersama keluarga karena pandemic covid-19. Pandemic covid-19 yang masih tinggi tingkat penyebarannya, menyebabkan pemerintah mengambil kebijakan PPMK sehingga banyak aktivitas yang dibatasi termasuk aktifitas ibadah di masjid. Oleh karena itu, kita senantiasa bersyukur dalam kondisi apapun sebagai bentuk husnuzhon kita kepada Allah, bahwa apapun yang terjadi pasti baik buat kita walaupun ditengah mushibah sekalipun.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad saw, beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang setia serta para penerus dakwahnya hingga hari kiamat nanti.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamd
Rasulullah saw pernah bertanya kepada para sahabatnya, apakah nikmat yang paling besar yang Allah berikan kepada makhluknya. Sahabat menjawab, bahwa nikmat yang paling besar adalah Ketika seorang hamba memiliki harta. Rasulullah saw menjawab bahwa harta bukan merupakan nikmat Allah yang paling besar. Ada nikmat yang lebih besar dari harta yaitu nikmat Kesehatan. Karena sehat, segala sesuatu menjadi nikmat. Harta yang berlimpah, makanan yang lezat, tempat tinggal yang mewah tidak ada artinya bila kita sakit.
Rasulullah melanjutkan bahwa ada nikmat yang lebih besar dari sehat yaitu nikmat mengenal Allah. Harta yang berlimpah, Kesehatan yang paripurna akan menjadi hampa manakala kita jauh dari Allah. Karena kita mengenal Allah, maka harta dan Kesehatan yang kita miliki akan bermakna. Harta itu akan kita gunakan di jalan Allah. Sedekah, membantu orang dhuafa, memberikan beasiswa, membangun masjid dan panti asuhan akan kita lakukan apabila kita mengenal dan beriman kepada Allah. Namun apabila kita jauh dari Allah, harta yang kita gunakan akan digunakan untuk foya-foya yang jauh dari kebermanfaaatan kepada orang lain.
Begitu pula ketika kita sehat, maka kesehatan itu akan kita jadikan jalan untuk mengabdi kepada Allah. Haji, sholat, puasa, membantu orang lain hanya akan dapat kita lakukan dengan maksimal manakala kita memiliki kesehatan yang paripurna.
Karena itu Allah berfirman: اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَ
Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak.
Dalam ayat ini memang Allah mengingatkan bahwa Allah telah memberikan nikmat yang banyak kepada baginda kita. Tetapi ayat ini tidak hanya untuk baginda Rasulullah saw. Ayat ini juga mengingatkan kepada kita. Allah telah memberikan karunia yang banyak kepada kita. Kesehatan, keilmuwan, keluarga, harta, kekuasaan, jabatan dan lain sebagainya.
Oleh karena itu Allah berfirman:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).
Atas karunia yang banyak itu, Allah memerintahkan kita agar melaksanakan segala perintah Allah swt, diantaranya sholat, puasa dan termasuk qurban dengan ikhlas karena Allah swt. Aisyah pernah bertanya kepada Rasulullah saw, mengapa beliau selalu mendirikan sholat malam hingga kakinya bengkak-bengkak. Bahkan Rasulullah saw saat membaca Al-Quran dan berdoa senantiasa bercucuran air matanya. Rasulullah dalam doanya selalu merintih memohon ampunan kepada Allah swt. Mengapa semua itu dilakukan. Bukankah beliau seorang nabi dan rasul yang maksum yang tidak pernah berbuat dosa. Tetapi mengapa ketika beribadah, beliau memposisikan diri seperti orang yang banyak dosa. Rasulullah saw menjawab, bahwa itu beliau lakukan sebagai bentuk syukur atas segala karunia yang telah Allah anugerahkan kepada beliau.
Termasuk ibadah yang paling afdhol dalam hari raya idul adha adalah menyembelih hewan qurban hanya karena Allah sebagai bentuk syukur kita kepada Allah swt.
Pada masa pandemic ini, bentuk qurban dapat diganti dengan memberi bantuan kepada kaum dhuafa dan saudara-saudara kita yang mendapatkan kesulitan hidup akibat dampak PPKM yang diterapkan pemerintah.
Akhirnya marilah kita tutup khutbah Idul Adha pagi ini dengan berdoa kepada Allah swt:
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.
Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan doa.
اَللَّهُمَّ انْصُرْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ النَّاصِرِيْنَ وَافْتَحْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ وَاغْفِرْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْغَافِرِيْنَ وَارْحَمْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ وَارْزُقْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ وَاهْدِنَا وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ.
اَللَّهُمَّ اِنِّى أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمِ لاَ يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَسْبَعُ وَمِنْ دُعَاءِ لاَيُسْمَعُ
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tak bermanfaat, dari hati yang tak khusyu dan jiwa yang tak pernah merasa puas serta dari doa yang tak didengar (Ahmad, Muslim, Nasa’i).
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia, kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab neraka.